Monday, April 30, 2012

Anwar's Gesture Final Nail In The Coffin Of His Political Life



A video showing Anwar Ibrahim signalling at PKR deputy president Azmin Ali to breach a police barricade barring Bersih supporters from entering Dataran Merdeka on Saturday.

The so-called Bersih riots opened the eyes of many, especially those in the middle ground, of the dangers faced by this beautiful Malaysia.

Chaos and the Beginning of the END by  Lim Chee Wei, President of Bar Council.
29 April 2012

An obituary is something that is not easy to right. One never knows what to say as consoling those that have lost a loved one is nearly always an exercise in futility. The violence and chaos rained down by thousands of bused in Opposition members led by Keadilan’s Deputy President Azmin Ali yesterday was the final nail in the coffin of the political life his mentor, Anwar Ibrahim. 

I am not a fortuneteller but the writing is clearly on the wall. This is the beginning of the end of the political career of Anwar Ibrahim which has spanned more than 40 years. What should have been the natural support base of Pakatan Rakyat marching in KL on Saturday now, more than ever, has begun to count the toll of damage Anwar has done to the argument that all rallies are peaceful. 

The advent of a full democracy in Malaysia is not dependent on Ambiga’s unreasonable demands for the resignation of the entire Election Commission or the implementation of all reforms demanded before the next GE. Full democracy in Malaysia is dependent on the setting up of a sustainable and viable two-party system. People seeing Anwar lose control and sending his storm troopers in to destroy everything in their way has led many peacefully marching to believe that for democracy to face the BN, Anwar has got to go. 

The sheer desperation and willingness to cause the BN political damage at any costs, even causing damage and injury, shows that Anwar knows this GE is his LAST chance. It is the final salvo of one of the most divisive figures in Malaysia’s political history. Anwar will be 65 this year and waiting for the 14th election will see him just a shade under 70. This is his time, after GE13, it will be the time of the true leaders of Pakatan. Younger leaders who don’t want their families to dominate their parties, who are not singularly driven by a desire for power to take revenge on Tun Mahathir etc. and leaders who don’t have the baggage that a former Deputy President of UMNO will always surely have. 

It is sad to see an otherwise intelligent man blind to the fact that he will never be Prime Minister. The destructiveness he unleashed on Kuala Lumpur this weekend is the final act of desperation of a man hoping in vain that he has still got one final act to play. What he does not realize is that his audience has left and moved on to something, or someone, that far more closely resembles an ideal of leadership with which they want to spend time and watch. 

Datuk Ambiga herself conceded that the Police acted after the political segments of the rally intimidated and attacked the Police. In her own attempt to salvage what has become an irreparable situation of chaos and violence, she naively asks the Government to think about why some people would act so extremely. The motives of men smashing cars lies not in a desire for electoral reform. Rather, they were doing so because Anwar told them to do so. He told them to do so because he knew that if they rained chaos on the streets, the Police would be forced to act. Only then would his friends in the foreign media be able to dedicate many minutes of coverage to chaos in yet another Muslim majority country. 

Datuk Ambiga has to take some of the responsibility despite her attempts to ask the crowd to disperse before the trouble started. She herself repeatedly requested PAS and Keadilan to bulk up her numbers in the event that ordinary non-partisan Malaysians did not show up. It is as clear as day that Bersih has been entirely taken over by the Opposition. This could have been avoided if Datuk Ambiga never started on that slippery slope of sharing the Bersih stage with Anwar in particular. 

I am Chinese and the first trait of my people is pragmatism which is why we felt that there needed to be a much stronger Opposition in 2008 given the wanton corruption and abuses of the BN then. Pakatan would do well not to take my pragmatism for granted for this way of thinking does not know political loyalties. Chaos and desperation are not pragmatic. For the first time since 2008, Anwar does not seem like a pragmatic choice for Prime Minister. 

Democratic progress is NOT upturned cars on the streets and vigilante rowdies running riot in our cities. Democratic progress is the setting up of a true two party system. Pakatan needs a real leader who believes in the ideals of democracy and has NEVER practiced otherwise. With this, I hereby write the beginning of the end of Anwar Ibrahim’s political career on 28 April 2012.

Bagaimana Al-Quran Mengupas Bersih 3.0 Buat Pedoman Orang Melayu Islam Malaysia


Ayuh Bangunlah Melayu Islam di Malaysia !


Wahai bangsa Melayu di Malaysia, bangun dan sedarlah. Melayu PKR dan Melayu PAS, janganlah dibangsatkan bangsa dengan menjadi alat perkakas bangsa Amerika dan Yahudi. Pakatan Rakyat sebenarnya telah menjadi kuasa politik boneka yang dikawal sepenuhnya oleh bangsa Yahudi Amerika Syarikat. Orang-orang Cina ekstremis DAP memang menunggu-nunggu saat untuk jatuhkan kerajaan Melayu/Islam di Malaysia. Dari mana datangnya kewangan untuk agenda Bersih yang diketuai oleh seorang wanita penyembah berhala ahlul Musyrikoon...Ambiga ?? Dana diperolehi daripada NED, NDI, George Soros dan US Foreign Relations yang sememangnya mahu menjatuhkan kerajaan Melayu Islam Malaysia supaya mereka dapat menguasai negara ini. Perkara ini telah diusahakan pada tahun 1998 tetapi gagal kerana tindakan cekap Tun Dr Mahathir. 

Tetapi Tun Abdullah Badawi telah terlena dan leka maka pada tahun 2008 mereka hampir berjaya. Maka kali ini mereka akan cuba sekali lagi dan akan berusaha menghuru harakan negara ini bagi menjatuhkan kerajaan yang tidak dapat mereka [Yahudi USA] gunakan bagi tujuan ekonomi dan penguasaan politik. Wahai orang-orang Melayu Islam PAS, sanggupkah saudara-saudara sekelian membiarkan negara kita dijajah oleh Yahudi laknatullah dan membenarkan orang-orang Cina Ekstremis DAP menguasai kamu ? 

Semua bukti ada di depan mata....Bangunlah...

Memang UMNO bukanlah sebuah parti yang mempunyai ahli-ahli dan kepimpinan yang 100% tidak melakukan kesilapan. Memang ada kepimpinan UMNO yang rasuah dan tidak amanah dalam menjaga kepentingan rakyat. Namun UMNO sajalah yang berani memperbetulkan apa yang tidak betul. Tetapi berlainan dari PAS, UMNO tidak pernah menjual agama dan bangsa kepada Cina DAP yang bermusuh dengan orang-orang Melayu Islam. UMNO tidak pernah menjual agama dan bangsa kepada Yahudi laknatullah sepertimana yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim laknatullah. UMNO pertahankan penggunaan kalimah Allah. UMNO sekat orang Melayu yang cuba dimurtadkan. UMNO lawan gerakan LGBT anutan Ambiga dan Anwar Ibrahim. UMNO tidak pernah menjual maruah bangsa dan agama. Sebenarnya pimpinan UMNOlah yang menyebabkan ramai orang-orang Melayu Islam menjadi kaya raya. UMNO memakmurkan Malaysia hingga nama Malaysia terkenal di seluruh dunia..

Bangunlah orang-orang Melayu dan umat Islam di Malaysia. Kamu akan dijajah oleh kuasa Yahudi Amerika Syarikat jika Pakatan Rakyat menang dalam PRU ke 13. Jangan musnahkan kerajaan Melayu/Islam di Malaysia. Ayuh orang-orang Melayu Islam Malaysia, lawan Cina DAP laknatullah. Lawan Ambiga Musyrikoon laknatullah. Lawan Anwar Ibrahim laknatullah.

Orang-orang Cina DAP sebenarnya sedang menyatukan seluruh bangsa Cina di Malaysia agar berusaha menjatuhkan kepimpinan Melayu Islam di Malaysia. Mereka inginkan agar negara ini memberi hak yang sama kepada semua kaum minoriti di Malaysia. Kerajaan Cina ekstremis di Singapura sudah bersiap sedia untuk membantu saudara-saudara mereka di Malaysia. Perempuan Musyrikoon Ambiga adalah dalang utama dalam sandiwara untuk menjatuhkan hak serta kepimpinan Melayu Islam di Malaysia. Ambiga dan Anwar Ibrahim laknatullah telah bersekongkol dengan NGO Yahudi Amerika Syarikat untuk menjatuhkan kerajaan Melayu Islam Malaysia.

Apa kata Allah dalam Al-Quran tentang Yahudi dan Nasrani yang memusuhi orang-orang Islam ?

Al Quran : (2) Al Baqarah : Ayat 120

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)

Al Quran : (5) Al Maa’idah : Ayat 62

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. (QS. 5:62)

Al Quran : (5) Al Maa’idah : Ayat 51

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. 5:51)

Al Quran : (2) Al Baqarah : Ayat 145

Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. (QS. 2:145)

Sesungguhnya orang-orang Melayu PAS dan PKR telah bersekongkol dengan kaum ekstremis CINA DAP laknatullah dan Ambiga Musyrikoon yang telah mengambil Yahudi dan Nasrani Amerika Syarikat melalui Dajjal Al Masih Anwar Ibrahim laknatullah untuk menjatuhkan kerajaan Melayu/Islam Malaysia. Mereka ini telah menjadi golongan AHZAB dan di sisi Allah mereka adalah penjual agama dan maruah bangsa. Bangunlah wahai orang-orang Melayu Islam Malaysia. Jangan izinkan negara tercinta terjatuh ke tangan laknatullah ini sekelian yang tidak pernah menabur budi membangunkan negara ini. Demi masa depan Melayu dan Islam di Malaysia, bangunlah saudara-saudaraku sekelian dan hancurkanlah musuh-musuh Alah ini dengan apa cara sekalipun. Selamatkan BUMI Malaysia ini dari dijajah !

Al Quran : (5) Al Maa’idah : Ayat 41

Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS. 5:41)

Al Quran : (5) Al Maa’idah : Ayat 42

Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. 5:42)


Dipetik dari blog http://peopleagainstopposition.blogspot.com.

Sunday, April 29, 2012

Persepsi Silent Majoriti Kepada Bersih 3.0

Maksud "Duduk dan Bantah" Ambiga ialah seperti perlakuan anak-anak muda peserta Bersih 3.0 yang   70% Melayu dalam gambar. Hari ini merosak kereta polis, hari esok dan lusa menjahanam kereta Sultan, PM, dan Menteri.....itu sebenarnya 'nilai-nilai murni' Bersih 3.0.

Ambiga bangga dengan kejayaan rally Bersih 3.0. Ramai 250,000 peserta hadir. Satu kejayaan sokongan rakyat.  

WZWH tidak pasti angka 250,000. Ada media kata 25,000 ke 35,000, 100,000 dsb. 

Apa persepsi silent majority? Ada 28 juta rakyat Malaysia. Yang boleh mengundi 12.5 juta pada PRU 13.

Rakyat Malaysia telah dikejutkan dengan kenyataan Tunku Abdul Aziz Naib Pengerusi DAP seorang senator berucap di Dewan Negara dan kepada media bahawa beliau tidak menyokong Bersih 3.0 yang dirancang seperti semalam.

Sebagai orang tua yang banyak pengalaman di luar negara sebagai aktivis sosial beliau tahu keburukan demontrasi aman akan bertukar menjadi ganas.

Sebagai anak anggota keselamatan polis, beliau tahu menilai isu keselamatan dan siapa yang mahu bertanggung jawab bila kemalangan berlaku.

Golongan peniaga di sekitar Dataran Merdeka tidak bersetuju kerana Bersih 3.0 menganggu aktiviti perniagaan mereka.

Pemandu teksi tidak boleh mencari sesuap nasi pada hari itu.

Rakyat Malaysia yang ada urusan di Kuala Lumpur terbantut dan tersekat program mereka.

Pelancong dari dalam dan luar negara terganggu keseronokan dan kemeriahan cuti mereka.

Ini dua fakta yang perlu WZWH tulis:

  1. Ada kes perkahwainan yang dirancang di beberapa hotel dan dewan di sekitar Kuala lumpur berjalan dengan suasana tidak meriah dan ceria kerana separuh atau hanya 1/3 jemputan yang datang.
  2. Ada kes pesakit yang perlu berurusan dengan hospital meninggal dunia dalam anbulance kerana tidak sempat sampai ke hospital kerana bahana Bersih 3.0 yang menganggu trafik.
Ini tidak diambilkira kemusnahan dan kekotoran yang ditinggalkan oleh pendemostransi.

Adakah ini yang Ambiga mahu dan pemimpin-mimpin DAP terutamanya disamping PKR dan PAS bangga bila melihat anak-anak muda Melayu memukul anggota-anggota polis juga berbangsa Melayu dan memterbalik kereta peronda polis.

Ini strategi bagus dipinjam dari Zionis Yahudi guna orang lain untuk berperang untuk mereka!

Adakah ini sebenar objektif Bersih 3.0?

Adakah Ambiga, Anwar Ibrahim, Lim Kit Siang dan Hadi Awang sangat berbangga kerana ramai rakyat menyokong Bersih 3.0 dan betul-betul yakin bahawa majoriti pengundi PRU 13 akan mengundi Pakatan Rakyat?

Adakah Ambiga, Anwar Ibrahim, Lim Kit Siang dan Hadi Awang sangat berpuas hati kerana dapat memalukan DS Najib di mata dunia?

Tunggulah pada PRU 13 nanti majoriti pengundi rakyat Malaysia, silent majoriti dan 67% orang Melayu dan Bumiputera akan membuat pilihan yang tepat untuk negara yang diberkati ini.

Tahniah Ambiga! Bila Lagi Mahu Buat Bersih 4.0?


Perhimpunan Bersih 3.0 yang diadakan semalam ini adalah yang ketiga yang pernah diadakan. Perhimpunan yang pertama telah diadakan pada tahun 2007, kemudian disusuli dengan Bersih 2.0 pada tahun lepas dan akhir sekali Bersih 3.0 pada hari ini.

Perhimpunan Bersih 2007 telah mendapat sambutan kira kira 40,000 di Kuala Lumpur. Ini telah banyak membantu Pakatan Rakyat dalam meningkatkan populariti mereka dalam Pilihanraya Umum ke 12 yang diadakan pada tahun 2008. Justeru itu, pihak penganjur dan Kepimpinan Pakatan Rakyat menganjurkan Bersih 2 pada tahun lepas mendapat sambutan kira-kira 50,000, kerana menyangka yang PRU 13 akan diadakan pada setengah tahun pertama 2012.

Agaknya Bersih ini di rancang bagi membantu meningkatkan semula momentum Pakatan Rakyat sudah semakin pudar baru baru ini, berikutan meningkatnya populariti Najib dikalangan rakyat dalam beberapa tinjauan pendapat beberapa pihak baru baru ini.

Dari segi angka penyertaan, tidak syak lagi matlamat penganjur telah tercapai. Dianggarkan tidak kurang daripada 100,000 orang telah menyertai perhimpunan pada hari ini dan mengatasi yang telah dicapai pada dua perhimpunan yang lepas.

Sama ada kejayaan mereka pada hari ini akan meningkatkan undi Pakatan Pembangkang pada PRU 13 nanti tidaklah begitu mudah hendak diramalkan. Ini kerana keputusan pengundi adalah satu perkara yang lebih rumit untuk ditentukan atas sebab faktor faktor utama, yakni faktor sentimen perkauman dalam negara ini.

Jika di lihat dari segi penyertaan kaum dalam perhimpunan hari ini sudah pasti kaum Melayulah yang ramai sekali. Saya telah mengkaji gambar gambar yang telah disiarkan dan menganggar kira kira 70% adalah terdiri daripada peserta Melayu dan 30% dari kaum Cina terutama yang muda muda. Bagi kaum India saya tidak nampak sebarang penyertaan yang signifikan.

Tahap penyertaan dari kaum Melayu adalah seperti dijangka dan mencerminkan perpecahan yang kini melanda Masyarakat Melayu kepada tiga pihak di kawasan Kuala Lumpur dan Selangor, ia itu penyokong UMNO yang tidak serta, dan penyokong PAS dan PKR yang masing masingnya menjadi tunggak perhimpunan ini.

Keadaan sentimen Melayu di negeri negeri lain di Malaysia dianggarkan kini lebih kukuh dibelakang Barisan Nsaional berbanding dengan suasana pada PRU 12 yang lalu. Pendapat ini berpandukan tinjauan pendapat yang terkini dari beberapa pihak yang telah diterbitkan.

Bagi kaum Cina pula tahap penyertaan mereka adalah yang tertinggi sejak perhimpunan Bersih diadakan pada tahun 2007. Ini mencerminkan sentimen kaum Cina yang masih kekal dan kuat condong kepada pihak pembangkang sejak PRU 12 yang lepas. Perlu diingkatkan penyertaan dari kaum Cina dianggarkan juga lebih tinggi berbanding komposisi kaum mereka dalam populasi Malaysia. 

Justeru itu mereka masih lagi kekal dibelakang DAP buat masa sekarang. Ini bererti dalam PRU 13 BN tidak mungkin dapat meningkatkan sokongan dari kalangan kaum Cina. Saya agak DAP akan menang hampir semua kawasan majoriti Cina, sekali gus menempatkan DAP sebagai parti utama(Big Brother) dalam pakatan pembangkang.

Dengan suasana demikian, sudah pasti DAP akan berjaya mengulangi kejayaan mereka seperti dalam Pilihan Raya Negeri Sarawak tahun lepas.

Bagi kaum India pula , dari gambar gambar yang banyak disiarkan, nampaknya kini mereka lebih berhati hati dan menjauhkan diri daripada sebarang perhimpunan yang menentang kerajaan. Ini adalah petanda yang baik bagi BN (Dipetik dari http://dahalmi.wordpress.com/)

Pesan King Ghaz Kepada KDN....


"Amacam Wok Najib dan Wok Hisham,..sudah faham sekarang game plan pembangkang?...Itu keling betina tak boleh handle ke?....Apa teruk sangat budak Nuar neh!..

WZWH bermimpi berjumpa King Ghaz @ Tun Ghazali Shafie. Beliau berpakaian serba hitam. Nampak serious dan bercakap seorang diri...

WZWH cuba ingat tutur kata King Ghaz...

"Kerja kita di Kementerian Dalam Negeri adalah menjaga keamanan dan orang tak tahu jika kita berjaya menjaga keamanan itu; tetapi, jika kita gagal orang tahu kita tak buat kerja.."

"Kita tak boleh tunggu sesuatu bala dah timpa negara baru kita nak bertindak, kita perlu mengintip orang-orang yang nak buat kacau. Dalam mengecam potensi masalah yang penting ialah orangnya dan bukan organisasinya.."

 
"Kita mempunyai antara angkatan polis yang terbaik di dunia..."

   
"Selain MI5 di Britain, CIA di USA, KGB di Russia dan Mossad di Israel kita perlu bangga dengan badan Perisikan Malaysia yang, walaupun kecil, sama cekap dengan yang empat ini..."

"Menteri, Timbalan Menteri jangan harap nak jadi popular dengan bekerja di Kementerian Dalam Negeri..."

 
"Menteri, Timbalan Menteri kena suka baca buku. Tapi tak cukup. Kena baca lagi. Sekarang kena kuat baca blog, facebook, Twitter..."

In reality, Bersih's leadership along with Anwar and their host of foreign sponsors are attempting to galvanize the very real grievances of the Malaysian people and exploit them to propel themselves into power.

While many may be tempted to suggest that "clean and fair elections" truly are Bersih and Anwar's goal, and that US funding via NED's NDI and billionaire bankster George Soros' Open Society are entirely innocuous, a thorough examination of these organizations, how they operate, and their admitted agenda reveals the proverbial cliff Bersih is leading its followers and the nation of Malaysia over.

Indeed the alleged "free and fair elections," proposed to Malaysia by the likes of NED and Freedom House to be carried out by foreign-funded Bersih, are nothing more than features of Malaysia's own enslavement.

Malaysia faces similar crossroads and must decide for themselves if they will clean up their government themselves through pragmatism, truly independent grassroots activism, and technical solutions to solve the problems they face as a sovereign nation, or if they will follow a reckless, self-defeating political agenda manipulated and led by foreign interests, dividing and destabilizing their nation so that foreign powers can sweep into power their stooges and once again direct Malaysia's destiny for them, to the benefit of no Malaysian.

It is not that the "free and fair" elections many Bersih members are fighting for aren't a legitimate cause. It is the fact that the leadership of Bersih are disingenuously harnessing the good intentions, energy, and resources of their naive followers to carry out foreign-funded sedition and regime change that will result in a dismal future for all Malaysians.

Surely the ancestors of today's Bersih protesters didn't struggle and fight for Malaysian independence just so a foreign-backed stooge like Anwar Ibrahim could worm his way back into power, and with him bring back the same slouching degenerate bankers, merchants, and monied elite who had despoiled Malaysia and her riches for centuries.

Saturday, April 28, 2012

Can Ambiga Bersih 3.0 Influence Political Change In Malaysia?

Opposition leaders rely on Ambiga Bersih 3.0 to exert meaningful political change in Malaysia.

Tomorrow Bersih 3.0 lead by Ambiga and the opposition leaders will be international headlines with rallly for clean and fair elections.

This rally will challenge DS Najib PM in winning his first mandate at the polls. Can Najib remains at best ambivalent to substantive political reform?

The contest for political power will intensify with the issue of political reform squarely at the core until at the next GE.

WZWH is pessimist that Ambiga Bersih 3.0 can influence for a meaningful political change in Malaysia with the desire among many Malaysians for a new, post-“ethnicity-and-class” politics. How, if cleavage structures are so entrenched, can activists further political reform? 

Bersih 3.0 provides the template for advocacy for political liberalization, not because it represents a diverse community of regime critics but because its target is not the cleavage structure itself and the mechanisms through which it is reproduced, but rather institutional rules of Malaysian politics. Rather than falling into the old pattern of competing over appeals to particular constituencies where they are bound to fail as an anti-incumbent strategy.

Democracy advocates must shift focus to democratic processes and procedures. This is not a new narrative, but it is one that truly supersedes Malaysia’s cleavage politics.

Malaysia’s cleavage structure centers on ethnicity and the economy. Nearly every political issue that has animated political oppositions and motivated incumbent elites over the past sixty years can be reduced to one of these two issues. They are linked in obvious ways.

But nevertheless, the deep structure Malaysian politics has not changed in any fundamental way. Instead, Malaysian political elites continue to fight battles which are similar to those that their parents (and, now, grandparents) fought, even as they use new tactics and respond to new kinds of social actors. 

Modernization, globalization, and technological change mean that Malaysia’s opposition is not the same as it once was. While middle class Malays have not turned against the BN as a class, the opposition now contains an urban middle class Malay element, and much of this opposition constituency has found a political voice through PAS, something almost unthinkable almost thirty years ago. 

Opposition movements and NGOs since the mid-1990s are based around new issues, have made use of new technologies, and rely on new repertoires of contention. Still, the fundamental terms of political debate—which reflect, in turn, the essential logic of Malaysian politics and the ethnicity and class cleavages that animate it—have not changed. 

Much as in 1971, politics centers around an ethnically-based incumbent regime that uses economic policy to reward supporters and punish opponents. Opposition politics centers around political parties that oppose the regime’s ethnic particularism, the articulation of this particularism through social and economic policy, or both.

In fact, the real story of Malaysian political development is that the existing political order has proven so accommodating to socioeconomic changes. 

UMNO has remained primus inter pares among Malaysian political parties, despite periodic leadership tussles, two party splits (Semangat ’46 and PKR), the rise of the internet as a tool for opposition mobilization, two substantial economic crises (the mid-1980s crisis and the Asian Financial Crisis), state-led industrialization, crony-driven privatization, and endless petty scandals implicating high and low politicians alike. 

All of these reflect the political challenges introduced by modernization, globalization, and technological change. Fifteen years ago, remarked on the surprising durability of UMNO’s dominance as a party, and the strategies through which party leaders adapted to changing political circumstances in order to protect its position. 

BN has accomplished this by forcing its opponents to react to its own political message and rhetoric, creating selective alliances with various oppositions (real and potential), and incentivizing a sufficient fraction of the Malaysian mass public to vote for it. 

Today one can tell a similar story. Malaysian opposition politics is electoral, in the sense that all credible opposition movements believe that the way to unseat the BN is to defeat it at the polls.

UMNO and the BN respond accordingly—money politics and intimidation through the state’s security apparatus are ultimately tools that BN elites deployed to ensure that elections go their way. Elections are normally not blatantly fraudulent, although irregularities are not uncommon. 

Rather, the BN’s advantages in funding and media access make electoral contestation so unequal as to prevent elections from approximating fair referenda among candidates.

Given its advantages in funding and media presence, the BN consistently relies on a single multifaceted rhetorical strategy with five components:

  • First, it promotes a Malay-based nationalism that equates opposition to Malay special privileges with sedition. 
  • Second, it reminds the public that the BN is multiethnic and nationalist—despite its domination by UMNO—and claims that no opposition party can play such a role in constructing a similarly representative multiethnic coalition. 
  • Third, it highlights the differences among the country’s opposition parties, painting PAS and DAP as having nothing in common aside from a quest for power, and each as being too radical although in different ways for a moderate country like Malaysia anyway. 
  • Fourth, it champions the country’s order and economic progress and argues that voting for the opposition would sacrifice both. 
  • Fifth, it characterizes individual politicians in the opposition as being in various combinations power-hungry, immoral, naïve, and insane. 

Rhetoric such as this offends many Malaysians and foreign observers alike, but it reflects so transparently the essence of Malaysian politics: reifying the dominant narratives of ethnic conflict and class antagonism. 

For its part, the opposition has historically found it difficult to transcend these cleavages because its two most popular parties connect with voters in ways that capture only one cleavage (ethnicity or the economy) and not both. 

As a social democratic party, the DAP offers a platform that may appeal to a large bloc of Malaysians on economic grounds, but it does so by threatening the primacy afforded to Malays in the economy. 

As an Islamist party, PAS can in principle appeal to all Malays on religious grounds, but it distinguishes itself from UMNO by opposing Malay special privileges, which hinders its broader appeal, particularly among the most powerful Malay capitalists. 

BN elites have an easy time telling Malays that the DAP will threaten the economic progress that they have made, and they have an easy time telling non-Malays that Islam is a greater threat to their physical security than ethnicity is to their economic position.

Over the past decade, the PKR has been the best hope for transcending these cleavages, but until now it has not been able to escape the personal politics of its founder, Anwar Ibrahim. 

Critically, the problem that the opposition faces is not its inability to make its ideas known to Malaysians—Malaysia’s new media allow the opposition to do just that. 

The problem is that the existing cleavage structure means that the opposition’s ideas only resonate with a fraction of the constituency that the opposition needs to defeat the BN.

This argument does not mean that all Malaysians are satisfied with a political system dominated by UMNO that directs economic largesse to a favored ethnic constituency in order to maintain political stability.

It is also not that these cleavages explain all political outcomes in Malaysia, nor that there are no competing visions for a post-ethnic, post-class Malaysian political system. 

Indeed, the 2008 elections suggested to some that the old cleavages of ethnicity and class were finally eroding, and illustrated very clearly the frustration and disgust of many Malaysians with the BN and the system that it has created. 

Malaysia’s political elites certainly do not take the existing cleavage structure for granted. Still, events immediately prior to the 2008 political tsunami, and those that have followed, indicate that Malaysia’s cleavage structure remains unchanged.

Thursday, April 26, 2012

Laporan Progres Pembangunan DUN Tahan Terkini

WZWH cuba cerita konsep mudah pembangunan DUN Tahan. Kalau pembaca lihat kawasan yang terang itu adalah Projek Felcra Ulu Tembeling 10,000 ekar. Projek Jalan Ulu Tembeling sedang buat fasa 1 dan sedang rancang fasa 2 perlu melalui hutan tebal berbukit bukau. Kerosakan alam sekitar perlu diminimakan bagi menjaga aset termahal DUN Tahan.

WZWH tunjuk projek Felcra Ulu Tembeling dari pemandangan udara. Sekarang Felcra sedang tanam getah dan kelapa sawit. Semua orang Ulu Tembeling layak dapat saham Felcra.



Ini Projek Jalan Ulu Tembeling fasa 1 dari Kuala Tahan ke Kampung Pagi sedang buat dijangka siap pada tahun 2014.

WZWH minta maaf kepada pembaca blog WZWH dari Jerantut. Sepatutnya WZWH lebih fokus kepada pembangunan di Jerantut terutama di DUN Tahan.

Memang itu pun tujuan blog WZWH dicipta. Ditambah lagi kedatangan DS Najib PM ke Jerantut pada 8 Mei 2012. Sepatutnya WZWH perlu highlight apa-apa lagi pembangunan, penambahbaikan, keperluan orang Jerantut.

Sudah pasti WZWH perlu tonjolkan apa pembangunan di DUN Tahan tempat WZWH. Apa progresnya? Apa perancangan dan hasrat projek yang perlu dipercepatkan oleh kerajaan.

Kerajaan BN yang berkuasa hari ini memerintah negara. Tidak perlu cakap banyak dengan bahasa politik retorik. Apa yang penting realisasikan peruntukan yang diumum supaya menjadi kenyataan. Sokong dah lebih 100% sokong. Apa yang rakyat mahu kerajaan perlu laksanakan.

Tujuan DS Najib datang ke Jerantut yang akhirnya ke Felda Jengka 8 walau WZWH kecewa DS Najib tidak jadi katanya datang melawat Felda Padang Piol itu tidak mengapa kerana Felda Jengka 8 masih dalam parlimen Jerantut.

DS Najib mahu umum durian runtuh buat peneroka hasil dari penyenaraian Felda. Itu sudah rezeki buat peneroka. Itu tidak bermakna WZWH tidak boleh menyatakan apa yang DUN Tahan mahu. Disamping DS Najib mahu memberi semangat menaikkan moral politik UMNO dan BN Jerantut.

Berikut laporan progres DUN Tahan terkini:

BAGI TEMPOH TAHUN 2010 HINGGA 2012 UMPAMANYA, DI BAWAH PROJEK JALAN KAMPUNG TUIT KE KAMPUNG MAT DALING, ULU TEMBELING JERANTUT PAHANG, KERAJAAN SEDANG MENYIAPKAN JALAN DARI KUALA TAHAN KE KAMPUNG PAGI SEPANJANG 26 KILOMETER DENGAN ANGGARAN KOS SEBANYAK RM25 JUTA.

Projek ini dijangka siap pada tahun 2014. Kos sebenar ialah RM121 juta.

UNTUK FASA SETERUSNYA KEMENTERIAN KEMAJUAN LUAR BANDAR DAN WILAYAH SEDANG MERANCANG UNTUK MENYAMBUNG JALAN TERSEBUT DARI KAMPUNG PAGI KE KAMPUNG MAT DALING SEPANJANG 61.3 KILOMETER DENGAN ANGGARAN KOS SEBANYAK RM266.3 JUTA.

Projek fasa 2 ini perlu dibisikkan kepada DS Najib semasa lawatan ke Jerantut supaya cepat diambil tindakan.

PROJEK SAMBUNGAN INI AKAN MELIBATKAN PEMBINAAN JALAN UTAMA DARI KAMPUNG PAGI KE KAMPUNG MAT DALING SEPANJANG 44 KILOMETER DENGAN JAJARAN KELUAR KE KAMPUNG KUALA SAT SEPANJANG 6.3 KILOMETER DAN KE KAMPUNG BANTAL SEPANJANG 11 KILOMETER. DI SAMPING ITU PROJEK INI JUGA AKAN MELIBATKAN PEMBINAAN ENAM UNIT JAMBATAN. APABILA KESELURUHAN PROJEK INI SIAP NANTI IA DIJANGKA AKAN DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT KEPADA 3,774 ORANG PENDUDUK DI KAWASAN SEKITAR.

Betapa prihatinnya kerajaan BN sanggup berabis RM266.3 juta hanya untuk penduduk Ulu Tembeling berjumlah 3,374. Pembangunan dari Terengganu dan Kuantan bakal meletupkan lagi pembangunan DUN Tahan yang bersempadan.

PIHAK FELCRA IAITU SALAH SEBUAH AGENSI DI BAWAH KEMENTERIAN KEMAJUAN LUAR BANDAR DAN WILAYAH, JUGA ADA MEMBINA JALAN MASUK DAN KERJA-KERJA MENAIK TARAF JALAN MASUK PROJEK PERKAMPUNGAN DI TEMBELING TENGAH, PAHANG. KESELURUHAN PROJEK TERSEBUT TELAH MENGGUNAKAN PERUNTUKAN SEBANYAK RM97.5 JUTA ADALAH DIPERCAYAI BAHAWA PEMBINAAN JALAN-JALAN INI AKAN MENAMBAH RANGKAIAN JALAN LUAR BANDAR DI KAWASAN BERHAMPIRAN DAN DAPAT DIGUNAKAN OLEH PENDUDUK-PENDUDUK KAMPUNG SETEMPAT DAN SECARA TIDAK LANGSUNG IANYA MEMBANTU MENGGALAKKAN PEMBANGUNAN SOSIOEKONOMI DI KAWASAN BERHAMPIRAN.


Ini bermakna di Tembeling Tengah sahaja kerajaan BN telah membelanjakan peruntukan berjumlah RM97.5 juta.

Secara kesimpulannya laporan progres pembangunan DUN Tahan amat baik dan perlu dipertingkatkan berlipat ganda lagi. 

WZWH percaya DS Najib hanya senyum bersahaja boleh mempercepatkan peruntukan fasa 2 Projek Jalan Ulu Tembeling berjumlah RM266.3 juta. 

Just talk to PM...let us support our beloved PM of the blessed land!

Sakmongkol AK47 Bakal Dinobat Naib Pengerusi DAP Sebab Nabi-Nabi DAP Marah Tunku Aziz Anti Bersih 3.0!

















Tunku Aziz, Naib Pengerusi DAP hari ini menimbulkan kemarahan pemimpin Pakatan Rakyat terutama juga Ambiga kerana kenyataan Tunku Aziz tidak bersetuju dengan demonstrasi Bersih 3.0 di Dataran Merdeka.

Beliau menyuarakan bantahan terhadap penganjuran perhimpunan “Duduk Bantah” oleh Bersih di Dataran Merdeka, Sabtu ini.

Beliau turut menolak perhimpunan berkenaan kerana ia bakal menimbulkan kekacauan walaupun pada awalnya dikatakan sebagai perhimpunan aman.  Ada banyak lagi cara lain yang boleh digunakan selain mengadakan demonstrasi jalanan.

“Matlamat utamanya adalah untuk mengadakan tunjuk perasaan. Perlukah timbulnya isu lokasi demonstrasi tersebut? Pihak berkuasa sudah keluarkan kenyataan, DBKL adalah pemilik Dataran Merdeka, saya rasa ia tidak bertanggungjawab jika kita menentang mereka.

“Kita menggalakkan orang ramai melanggar undang-undang apabila berdemonstrasi. Sedangkan kita bakal memimpin negara. Kita ajar orang menentang undang-undang, ada sesetengah undang-undang yang tidak baik, tapi ada caranya, kita ada Parlimen ... sedangkan kita adalah wakil rakyat, di situ sudah berlakunya pertentangan,” tambahnya lagi.

“Maksud saya adalah, siapa yang bertanggungjawab menjaga keselamatan negara? Polis ... jika mereka nasihat supaya menukar lokasi, kita harus ikut, tapi mereka tentang polis, sedangkan polis adalah pihak berkuasa yang sah ... saya tidak akan menyokong tindakan yang menyalahi undang-undang,” tegasnya lagi.

WZWH difahamkan majoriti ahli DAP tidak bersetuju dengan kuda tua DAP ini dan kini ramai pemimpin tertinggi DAP memberi fokus kepada Ariff Sabri @ Sakmongkol AK47 sebagai Pemimpin Melayu DAP politik baru.

Sakmongkol AK47 Bakal Dinobat Naib Pengerusi DAP Sebab Nabi-Nabi DAP Marah Tunku Aziz Anti Bersih 3.0!

"Keputusan DUN Pulau Manis PRU 11 Tidak Sah" Sebab Sakmongkol AK47 Percaya Ambiga Bahawa SPR The Cheating Bastards!



Dalam posting terbaru Ariff Sabri @ Sakmongkol AK47 sila klik sini, mempersoalkan integriti SPR. Sakmongkol kata SPR parti komponen BN-Parti Suruhanjaya Pilihanraya Malaysia bersengkongkol dengan UMNO parti yang Sakmongkol anggap jentera penipu PRU mahu menang dengan apa cara!

Sejak Sakmongkol masuk DAP ini maka semua apa yang Lim Guan Eng kata benar belaka. Apa yang Anwar Ibrahim cadang semua bernas belaka walau dulu apa yang kerajaan buat disokong Anwar. Semua yang Ambiga kempen dan perjuangkan ideal belaka hingga Sakmongkol pun percaya "Keputusan DUN Pulau Manis PRU 11 Tidak Sah" Sebab Sakmongkol AK47 Percaya Ambiga Bahawa SPR The Cheating Basterds! (Note the spelling please!)

Dulu masa Sakmongkol dalam UMNO Bahagian Pekan sentiasa kalah bertanding dalam UMNO tapi itu tidak mengapa DS Najib tahu mengenal yang mana zamrud, yang mana intan dan yang mana kaca maka DS Najib lantik Sakmongkol jadi Ketua Penerangan UMNO Bahagian Pekan.

Sakmongkol membalas budi baik DS Najib dengan berterimakasih dengan berkerja kuat buat program 3 kali seminggu maka setahun lebih 155 program telah dibuat di parlimen Pekan. DS Najib angkat Sakmongkol AK47 bertanding di DUN Pulau Manis pada PRU 2004.

Sakmongkol yang merupakan ADUN pertama bagi DUN Pulau Manis yang diwujudkan selepas persempadanan semula kawasan pilihanraya sebelum itu. Kawasan di DUN terbabit yang sepatutnya berada dalam Parlimen Paya Besar telah dipindahkan ke Parlimen Pekan bagi memberikan kemenangan besar kepada Perdana Menteri Datuk Sri Najib Tun Razak yang merupakan Timbalan Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan ketika itu (PRU11-2004). 

Sakmongkol menang dengan majoriti 4,491 undi menewaskan calon PAS, Ahiatuddin Daud. Beliau mendapat 7,153 undi sementara calon PAS itu hanya mendapat 2,662 undi sahaja. Kemenangan Sakmongkol sungguh membanggakan DS Najib, tambahan pula ketika itu beliau merupakan Ketua Penerangan UMNO Bahagian Pekan sendiri.

Betul ke Sakmongkol boleh menang sebanyak itu? WZWH kini berasa sangsi dan tidak percaya sebab Sakmongkol kata UMNO dan SPR the cheating bastards! Sakmongkol percaya kepada Ambiga yang baru-baru ini YB Khairy Jamaluddin dalam debat berjaya merendahkan ego dan kesombongan Ambiga terhadap SPR. Isu 'fraudulent voters' mampu dikupas oleh Khairy Jamaluddin dengan baik hingga membuatkan Ambiga ternganga.

Oleh kerana Sakmongkol percaya 120% kepada tuduhan dan tohmahan prejudis serta misrepresentation Ambiga menjatuhkan imej dan integriti SPR maka "Keputusan DUN Pulau Manis PRU 11 Tidak Sah" Sebab Sakmongkol AK47 Percaya Ambiga Bahawa SPR The Cheating Basterds! (Note the spelling please!).

Sakmongkol tidak menang besar hakikatnya kerana DS Najib, UMNO Bahagian Pekan dan SPR menipu undi semasa PRU 2004 dulu kerana TAKUT dan BIMBANG Sakmongkol kalah!

Wednesday, April 25, 2012

The Sakmongkol AK47 Dilemma In Courting DAP Prophets



Here in this posting WZWH gives honour to WZWH blog readers Mr Ghab and Mr Kampong Man to contribute to "The Sakmongkol AK47 Dilemma In Courting DAP Prophets".

Especially to Pahang people have faith in WZWH the last defender of Pahang people to defend and fully support our great leader The PM of Blessed Land.

To the UMNO members and all Malays, all of you are encourage to read WZWH blog to understand the confusing propaganda poisoned by uncultured oppositions.

Here the dilemma...

UMNO's own The End of History : Sakmongkol's elucidation , " it is already happening ......mainstream media..... have no clue.....Umno is in total disarray .....Umno ...desperate..... 

In fact , it is the other way around , when Sakmongkol descents about , " Umno is in totally disarray " .

Indisputably , Sakmongkol in his atrocious state of mind is gearing up to advocate his justification for being a newly relevant member of DAP. He is reconstructing his track records to stay relevant for the eyes congregating DAP's High Order . 

His candidacy and his political credibility are at stake . Delivering enough Malay electorate votes for DAP is his paramount objective. By hook or by crook he must deliver even he has to trade off his soul to DAP . One wonders that he could be more desperate than his fellows DAP . More importantly , he has smoked himself and thus suck into , by the evil debris of his consciousness to meeting his doom .

His action stay put to weaken Umno's leadership . With a clear conscience , he is in his war path to further breached the covenant of the Malay consciousness . Mischievously , distributing calumny and defamation to the Malay minds are his pow and pow wow . 

The majority from the Malay heartland is for Umno . The mainstream media and the rest of the media are following the que from the people's sentiment. The majority of urban Malays are taking a turn for Umno . BN aggressive campaign has shown numerical progress . This has frightened him .

In his own campaign gigs , less than one hundred people turned up . No wonder he has been continuously bastardizing Najib and the Malays in series without interval through his blog . Brutalizing Najib and the Malays are getting him trap and in against the brick wall of China. In fact by that happening , he is the Holy Ghost of his soul and yet to be in the Trinity of the Godheads .

Sakmongkol calls that the Malays have been addicted to horror stories and sex . No ! the Malays are not addicted but they love these stories . For all that matter the world's habitants love those sort of stories too . These stories exist in all societies . Cultural anthropologist marks them as a cultural amusement as part of their leisure time . 

Sakmongkol claims , for those Malay who read these stories they become corrupt and parasite Malay and Umno . Umno used these parasites to hold on to Putra Jaya and Umno owns the end of history ? This is absurded !!

The Malays are now more positive about Umno . The hiccup of political in 2008 because of weak leadership was realized by the Malays . The positiveness of Najib's leadership marked in trust is in progress . Sakmongkol is damned furious . 

His take on , " Umno's own The End of History " is the reflection of his paranoia . The following are his own words found in his sacred write ups : 

Useless polemic , shamefaced , tyrannical policies , lying machine , racketeering , coterie of cronies , cronies , syndicate of well-heeled crocks , lairs , hiring thugs , thug , bully , hypocrite , hypocrisy , talking cock , thick face , snake oil salesman ,paid lackeys ,corrupt paymasters , corrupt , corrupt , corruption , corrupt politicians, cheapskates , broad daylight thief , tomfoolery , bellyaching , parasite leaches , parasites , anointed rent seekers , plunderer , steal , plundering civilization , unholy alliance , morons , mental retard , sodomy , bisexual , politician penis , sycophants and many more . 

The above words are Sakmongkol own words used to essay in describing that " ALL totalitarian and undemocratic rules in the world have had to adjust to new realities brought about by the empowerment of people " . 

The question here , is Sakmonkol a liberal democrat , liberal fascist or a liberal anarchist or a liberal opportunist or just an apostate Malay from Pahang in DAP ? Good luck DAP ! 

Ghab, you have described Sakmongkol really well. The useless polemic, shamefaced.....and many more. Wow that was a mouthful and indeed it makes my comment really lame and sober. Have I been too polite in my many comments when Sakmongkol has badmouth and betrayed his UMNO and the majority Malays who are mostly behind UMNO, not just from the Kampong but also sensible and educated Malays in the urban areas.

We get many of such ex-UMNO people around. Look at that deprived looking Tamrin Ghafar (Sak good buddy I saw at Cawan Bangsar) that ex-MARA Chairman my Melaka boy, Zaid Ibrahim my STAROBA boy to name a few. These are ambitious UMNO stalwarts who have benefitted from UMNO in many ways appear dan sanggup tak mengenang budi kerana terasa di pinggirkan dan sudah tak ada umpp..lagi. .Not many people think highly of most of the UMNO rejects anyway. Tamrin dad Ghaffar BABA will be remembered as a true UMNO man but son Tamrin benefitted.People joke that he (Ghaffar) entered university twice ended up without an honours degree ! if you catch the drift.Sakmongkol and all the above are FAKE UMNO men who will be rejected by Malays wherever they contest believe me. PERJUANGAN ?huh..

Now back to that many anti-Government people here belittling WZWH and memikirkan Sakmongkol itu terlalu hebat. In fairness, both WZWH and Sak have two different background one is in accountancy and the other one study economics. Sak is not an economist per se he merely study economics and a politician thats all. I know of my other half buddy TKC friend, an economist, a good politician too and of course an UMNO loyalist unlike Sak. She is Dtk Dr Noraieshah from Balik Pulau ,Penang. She is truly an economist and she is not a blogger though. Look at her immense contributions to the nation and her commitment to the party. She is among the proud Malaysians. She speak beautiful French too not just Bahasa and English. This too goes to my idola economist Prof Di Raja ENGKU AZIZ and her daughter Zeti. These are the economist who contributed to the nation wellbeing and not splitting the malays and tikam dari belakang.They remain professional to their profession.No flip flop !

We cannot blame Sak for this. He has to survive to live for a living by being a politician achieving wealth the shortest way may be. He knows best. Too bad at his late age Sak has not been a successful politician. I read that Nazri Aziz has offered not to contest giving way to new and young blood and so is Koh Tsu Koon and here you are we have Sak trying his political luck at such a late age! When others his contemporaries have been MPs and ministers are leaving. Sak has been tipped to be an opposition leader if he contest in Pahang if he can secure a win. I doubt it under DAP Pahang unless the majority Malay voters take the streets with parang and tombak like Mat Kilau demanding a change in government like that ARAB SPRING in Pahang. Sorry ,we are not Arabs,we are Malaysians ok.

To Pahang people jangan terlalu ghairah dengan bro Sak. Sak mempunyai perjuangan peribadi memburukan Najib dan UMNO dan Tun Dr Mahathir kerana terlalu kecewa. BN akan terus releven pada pandangan saya. Tak salah pun siapa yang tuan tuan akan pilih. Tuan tuan adalah boss. Terdapat banyak percubaan memburukkan Tun Dr M memadamkan jasa beliau selama 22 tahun kepada negara dan rakyatnya. Jangan begitu. MELAYU MUDAH LUPA !! Wallahwualam.

EKSPEDISI MAHKOTA Mudik Sungai Pahang 2024